Pesan Guru, Titah Tuhan, dan Wabah Covid-19

- Editorial Team

Sabtu, 8 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM – Guru “menemuiku” lagi seusai buka puasa. Pesan pertamanya yang kubaca, ia menegaskan tentang sesuatu yang inti dalam kehidupan. Tentang sepasang persaksian yang harus dijadikan ukuran. Tentang hukum yang akan berlaku jika manusia melecehkan bahkan membangkang titah Tuhan.

“Arahkan mata penglihatan ke sekelilingmu. Amati dengan teliti. Adakah kau menemukan sesuatu yang ganjil? Apakah kita telah menemukan jalan keluar dari krisis ini? Apakah kita dihantar pada suatu kepastian bahwa setiap kita sudah mendapat perlindungan dan penjagaan yang semestinya dari penentu kebijakan? Apakah ilmu pengetahuan memberikan harapan bahwa wabah ini bisa diredakan? Apakah keimanan yang kita punya sudah cukup kokoh menopang ketika kabar duka dan kehilangan nyawa setiap hari dikabarkan?

Pertanyaan bertubi. Rangkaian soal berat yang tak bisa aku mengerti bagaimana menjawabnya. Aku hanya bisa menghela nafas. Hanya membaca pesan-pesannya yang terus bermunculan.

“Di hadapan wabah yang tengah kau hadapi, ilmu pengetahuan seumpama kehilangan kemampuan. Kita diperintahkan menunggu dan mungkin diam: “stay at home”. Di rumah saja. Para ilmuan seperti kehilangan kesaktian. Memerangi dan menaklukan makluk yang tak bisa diendus oleh mata seperti mikroba tak semudah seperti yang dikira.”

“Di ujung prustrasi dan ketidakmampuan menemukan pintu dan jalan keluar, kita dipaksa menyerah untuk kemudian diharuskan “berdamai” dengan wabah. Ini jalan terbaik, mungkin, sekalipun berdamai adalah situasi yang tak bisa selalu jelas rupa”.

Aku tak bisa menyela dari pesan Guru yang kubaca. Ia terus menghujaniku dengan ketikan dan kata-katanya yang membuatku semakin terdiam. Sesekali, ia mengirimku gambar atau video yang lucu. Guru bilang, “itu ilustrasi, kau temukanlah pengertiannya betapa kita telah keliru dan telah ditipu oleh cara-cara penyelesaian yang seperti kentut saja. Bauu!”

“Siasatnya salah! Virus tak bisa diperangi. Wabah tak mungkin musnah hanya dengan mengandalkan penemuan obat atau vaksin”! Kekeliruan bermula karena kita mengawalinya dengan tidak mengucap “Iqro bismirobbik” (baca dengan nama Tuhanmu). Kita mengabaikan Tuhan. Menyepelekannya. Seolah manusia bisa dengan gagah membereskan wabah dan segalanya hanya dengan ilmu pengetahuan yang padahal tidak seberapa”.

“Tanpa “Iqra bismirobbik” segalanya hanya akan sia-sia. Inilah yang membuat kita menjadi ambigu. “Stay at Home” meraut nasib menanti temuan obat dan vaksin. Kepercayaan bahwa obat dan vaksin sebagai penyelesai masalah telah menempatkan keduanya menjadi seumpama “new god”. Tuhan baru. Penentu nasib, hidup atau mati. Keliru!!!”

“Sudah! Kau renungkanlah pesan-pesanku! Kau boleh menuliskan ulang dengan bahasamu sendiri. Seturut dengan apa yang kau fahami.”

Tak terasa. Rokok tinggal sebatang. Kopi hanya tinggal satu tegukan. Di hisapan terakhir aku mengingat kata-kata Yuval Noah Harari, ““will coronavirus change our attitudes to death? Quite the opposite?”. Apakah coronavirus, akan mengubah sikap kita hingga mati? Atau, malah sebaliknya?

Allahu a’lam

Dr. Radea Juli A. Hambali, M.Hum., Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Pos Terkait

5 Nilai Orang Bertakwa Pasca Idul Fitri
5 Keutamaan Puasa Syawal; Penyempurna Ramadan hingga Tanda Syukur kepada Allah SWT
Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Syawal 1445 H 9 April 2024
Pesan Wamenag: Al-Qur’an Pedoman Bangun Peradaban Maju dan Bermartabat
Nuzulul Quran, Saatnya Introspeksi Diri
Kenapa Allah Merahasiakan Turunnya Malam Lailatul Qadar? Inilah Penjelasannya
Puasa: Syariat, Tarekat, Hakikat
4 Keistimewaan Bulan Ramadhan

Pos Terkait

Jumat, 19 April 2024 - 09:45 WIB

5 Nilai Orang Bertakwa Pasca Idul Fitri

Jumat, 12 April 2024 - 12:55 WIB

5 Keutamaan Puasa Syawal; Penyempurna Ramadan hingga Tanda Syukur kepada Allah SWT

Selasa, 2 April 2024 - 13:45 WIB

Kemenag Gelar Sidang Isbat Awal Syawal 1445 H 9 April 2024

Senin, 1 April 2024 - 14:56 WIB

Pesan Wamenag: Al-Qur’an Pedoman Bangun Peradaban Maju dan Bermartabat

Jumat, 29 Maret 2024 - 07:30 WIB

Nuzulul Quran, Saatnya Introspeksi Diri

Selasa, 26 Maret 2024 - 09:27 WIB

Kenapa Allah Merahasiakan Turunnya Malam Lailatul Qadar? Inilah Penjelasannya

Senin, 18 Maret 2024 - 08:13 WIB

Puasa: Syariat, Tarekat, Hakikat

Jumat, 15 Maret 2024 - 08:00 WIB

4 Keistimewaan Bulan Ramadhan

Pos Terbaru

Reliji

5 Nilai Orang Bertakwa Pasca Idul Fitri

Jumat, 19 Apr 2024 - 09:45 WIB

Nulis

6 Etika Silaturrahim

Kamis, 18 Apr 2024 - 07:30 WIB