Al-Quran Memuliakan Manusia

- Editorial Team

Selasa, 5 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM-Dalam bahasa Al-Qur’an, manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan Mukkaram, dimuliakan-walagad karamna bani adam. Kemulian yang ada dalam diri manusia merupakan bentuk kasih sayang Allah terhadap manusia.

Kemulian yang Allah berikan perlu dijaga dengan sebaik-baiknya. Manusia itu mulia, jangan sampai kita jatuh kepada “Asfala safilin” serendah-rendahnya makhluk. Kita hakekatnya sudah diposisikan mulia oleh Allah. Kalau kita memiliki sebuah tindakan yang melanggar ketentuan Allah dan berbuat kedzhaliman, maka kita sama saja mendegrasi kemulian kita sebagai manusia.

Kita adalah makhluk mulia dan harus menentukkan pilihan, tetapi kita perlu hati-hati menentukan pilihan. Semua akan ada balasannnya.

Apa yang dirasakan, dialami atau dikerjakan oleh kita dalam menjalani kehidupan, semua itu adalah hasil pilihan kita sendiri.

Seorang itu ketika mendapat musibah maka akan berfikir bahwa itu adalah takdir, tetapi ketika mendapatkan kesenangan kita dengan bangga mengatakan itu adalah hasil perjuangannya sendiri, padahal, hakekatnys semuanya adalah dampak dari pilihan kita.

Bukankah dalam Al-Qur’an sudah disampaikan bahwa barangsiapa melakukan kebaikan sekecil apa pun juga, maka akan merasakan dampaknya, termasuk melakukan kejelekan, kedzhaliman sekecil apa pun akan merasakan dampaknya. Allah memberikan pilihan dan akan memberikan balasan atas apa yang menjadi pilihan kita.

Kita berbuat kejujuran, kebohongan, curang, korupsi, menipu pasti ada efeknya, apalagi berbohong kepada orangtuanya pasti efeknya sangat terasa didunia, belum lagi nanti diakherat. Dalam bahasa Budha, semua ada karmanya. Kalau kita rajin melakukan amal kebaikan, maka efeknya akan dirasakan termasuk malas pun akan terasa efeknya. semuanya pilihan kita.

Al-Quran sudah sangat jelas menjelaskan kepada hamba-hambanya, bahwa kita adalah makhluk yang dari tidak ada lalu diadakan, maka kita diperintahkan untuk tidak banyak bertingkah, tidak boleh sombong, tidak boleh memamerkan harta, tidak usah bangga bahwa saya punya kekuasaan dan bisa berbuat apa saja dan berbuat kedzhaliman dengan seenaknya, tidak usah memamerkan kecantikan, ketampanan segala macam.

Syahwat popularitas, syahwat kedudukan, syahwat kekayaan karena itu semuanya tidak ada apa apa dihadapan Allah. Hanya ketakwaan, keimanan, kemuliaan, dan kebaikan yang akan menghantarkan seseorang menjadi mulia dihadapan Allah SWT sesuai dengan kodrat kita diciptakannya sebagai manusia.

Mamat Muhammad Bajri, M.Ag | Ketua Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin Purwakarta

Pos Terkait

Ini Makna Logo, Tema, dan Theme Song Hari Santri 2024
Begini Konsep Masjid Ramah Ala Kemenag
3 Rahasiah Sukses Ala Nabi Muhammad dalam Berdagang
Begini Kisah Inspiratif Sholli, Disabilitas Penghafal 30 Juz Al-Qur’an di MTQ Nasional XXX
Kemenag – Baznas Jalin Sinergi Peningkatan Kompetensi Guru dan Dosen PAI
Kesan Martin van Bruinessen saat Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati
6 Layanan Kemenag untuk Masyarakat Lebih Cepat dan Progresif
Yes! Tokoh NU – Muhammadiyah Sepakat Haji Tahun Ini Jauh Lebih Baik

Pos Terkait

Kamis, 10 Oktober 2024 - 15:31 WIB

Ini Makna Logo, Tema, dan Theme Song Hari Santri 2024

Jumat, 4 Oktober 2024 - 23:55 WIB

Begini Konsep Masjid Ramah Ala Kemenag

Jumat, 27 September 2024 - 23:22 WIB

3 Rahasiah Sukses Ala Nabi Muhammad dalam Berdagang

Senin, 16 September 2024 - 07:30 WIB

Begini Kisah Inspiratif Sholli, Disabilitas Penghafal 30 Juz Al-Qur’an di MTQ Nasional XXX

Jumat, 13 September 2024 - 07:30 WIB

Kemenag – Baznas Jalin Sinergi Peningkatan Kompetensi Guru dan Dosen PAI

Pos Terbaru

Reliji

Ini Makna Logo, Tema, dan Theme Song Hari Santri 2024

Kamis, 10 Okt 2024 - 15:31 WIB

Nulis

7 Mitos dibalik 3 Fakta Kuliah Online

Senin, 7 Okt 2024 - 11:15 WIB