SUNANGUNUNGDJATI.COM-Kita pernah mendengar sebuah pernyataan: “Tanam lah pohon supaya kelak anak cucu kita masih bisa melihat hutan” itu adalah pernyataan teregois yang pernah ada. Mari kita coba runtut sejenak peran kita di muka bumi berlandaskan Alquran Surah al-Baqarah Ayat 30: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Esensi menanam pohon bukan hanya sekedar kepentingan generasi manusia walaupun mutlak manusia tidak akan bisa hidup tanpa pohon tapi apa benar hanya untuk itu saja kita menumbuhkan bibit pepohonan? Sayangnya bukan hanya itu urgensi dari penanaman pohon tapi lebih dari itu manusia memiliki kewajiban memelihara bumi sebagai tugas pertama Tuhan yang diwakilkan oleh Adam.
Memelihara dan merawat bumi terkandung dalam kata :”khalifah” dan tentu saja kita tahu bahwa makhluk yang tinggal di bumi bukan hanya manusia tapi juga milyaran makhluk lainnya yang juga menjadi tanggung jawab manusia untuk menjaganya. Badak bercula, bunga edelweis dan pohon gaharu adalah anggota makhluk yang wajib kita lestarikan.
Kita sering menganggap mereka sebagai objek entah itu fasilitator untuk hidup asri, mengambilnya sebagai perhiasan atau bahkan mempermainkannya dengan meratakan dan menggantinya dengan varian lain atas nama lahan produktif untuk bahan minyak goreng. Oh manusia harusnya kita malu dengan apa yang tersirat pada Surah Al-Isra ayat 44: “Langit yang tujuh bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”
Bentuk perilaku tasbih antara satu makhluk dengan makhluk lainnya tentu berbeda termasuk manusia dan tumbuhan dimana kedua macam makhluk tersebut memiliki cara hidup dan cara penyembahan yang berbeda. Dalam satu waktu coba perhatikan pepohonan bergerak seirama dengan angin menyambut gembira setiap sentuhan dan rasakan ketaatan mereka dalam sebutan tasbih lalu bandingkan kedua ayat diatas antara Al-Baqarah Ayat 30 dan Al-Isra ayat 44 secara tersirat kita bisa tahu makhluk mana yang mulia dan senantiasa memuliakan Allah tapi nyatanya terkadang kita semena-mena pada mereka yang saya pribadi merasa tidak lebih taat penghambaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa malah pernyataan pesimistik malaikat menambah perasaaan rendah diri seolah-olah itu kutukan bahwa manusia adalah makhluk pembuat kerusakan.
Hari ini apel pelaksanaan penanaman pohon di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa bernama Mahapeka di pimpin langsung oleh Ketua Dinas Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan Provinsi Jawa Barat Bapak Dr. Ir. Dede mahmiludin, M.Si, dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa sekitar 911.000 hektar lahan di Jawa Barat dinyatakan krisis dan itu di luar lahan pemerintah sehingga perlunya kesadaran dari masyarakat untuk melakukan penanaman pohon secara kontinu karena pemerintah kesulitan untuk melakukan intervensi pada lahan milik pribadi.
Program penanaman pohon berlangsung pada Hari Jumat 04 Februari 2022 pukul 09:00 wib sampai dengan selesai, targetnya adalah membuat lingkungan kampus hijau dengan menanam 700 benih pohon yang di dominasi oleh jenis pohon pucuk merah yang dinilai baik untuk kawasan tersebut.
Selanjutnya Kang M.H Anang Hadiat, S.Sos, M.IL Sebagai senior Mahapeka yang berprofesi sebagai Dosen Fakultas Ilmu Lingkungan UNIPI juga memberikan arahan bahwa tugas kita tidak selesai sampai kepada penanaman, tapi setelah itu ada tugas yang tidak kalah penting yaitu merawat dan memelihara sampai pohon itu benar-benar tumbuh dengan baik dan itu hakikat dari program berkala yang dicanangkan oleh Mahapeka.
Semoga kita menjadi insan dengan penghambaan yang sepatutnya, menjadi khalifah fil ard sebagaimana mestinya dan rukun bersama penghuni bumi lainnya. Amin yaa rabbala’lamin.
Imas Fauzyah, M.Psi Dosen Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Bandung.
Instagram: @Nifauzyah