SUNANGUNUNGDJATI.COM-Menulis artikel itu untuk diterbitkan di jurnal. Setelah terbit, publik global bisa membaca. Jadi menulis artikel adalah menyajikan tulisan.
Karena sajian maka tulisan mesti rapi. Seperti tidak ada typo (salah ketik). Peserta latihan penulisan artikel pasti ditekankan untuk memerhatikan kerapian dalam penulisan.
Artikel yang dikirim ke jurnal akan ditinjau oleh reviewer (peninjau). Biasanya peninjau menolak artikel yang di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan teknis penulisan. Contohnya, artikel tidak sesuai template (gaya selingkung).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tugas utama peninjau dari ahli bidang ilmu adalah menijau substansi isi artikel. Bukan memerikas kerapian. Sebab, tulisan rapi merupakan tugas penulis. Termasuk tugas peninjau ialah memeriksa susunan penulisan. Yakni, bagian-bagian terstuktur dalam penulisan artikel sesuai gaya selingkung.
Setiap peninjau pasti menghendaki citation (kutipan) pada kalimat ungkapan orang lain. Juga mereka memerikasa kalimat yang dinilai boros. Penulisan paragraf diarahkan untuk hemat, to the point, padat, dan sederhana dalam arti menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.
Artikel sekitar 10 halaman (tidak lebih dari 7.000 karakter) merupakan sajian. Sajian tentang kerapian, sesuai gaya selingkung jurnal, substansi isi dapat dipertanggungjawabkan, dan segera bisa dibaca publik. Itulah keutamaan artikel.
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung