SUNANGUNUNGDJATI.COM — Ini cerita tentang pendampingan mahasiswa dalam penulisan artikel. Hal yang paling diperhatikan dalam pendampingan ini adalah tahapan. Tahapan menandakan kemajuan. Mahasiswa melaksanakan latihan tahap demi tahap. Kemajuan mahasiswa menjadi terukur melalui tahapan-tahapan latihan.
Tahapan paling akhir adalah penerbitan artikel mereka di jurnal ilmiah. Sebelum penerbitan, hal terpenting mahasiswa memiliki naskah. Yakni naskah artikel yang layak diterbitkan di jurnal ilmiah. Orang yang memiliki naskah adalah orang kaya. Terlebih bila naskah tersebut telah memenuhi kelayakan terbit. Disebut orang kaya karena naskah merupakan bahan berharga.
Bahan itu akan disimpan baik-baik, dirawat, dan dipelihara. Serta diinkubasi untuk dilihat kembali hal-hal yang masih kurang dari sisi konten atau substansi isi. Bisa jadi masih terdapat kesalahan-kesalahan teknis mencakup typo dan tanda baca. Orang yang memiliki naskah akan memiliki waktu bagi penyempurnaan naskah artikel tersebut sebelum dikirim ke jurnal ilmiah.
Jika naskah terlanjur terbit sementara masih dijumpai kesalahan meskipun kesalahan kecil maka terbitan menjadi tidak elok. Mahasiswa bisa menghubungi ahli bidang ilmu untuk konsultasi naskah. Dari ahli bidang ilmu pasti diperoleh masukan-masukan berharga. Sehingga ketika nanti naskah artikel terbit tampak telah sempurna.
Ada banyak hal berharga melalui tahapan latihan. Terutama pengalaman. Pengalaman melampaui tahapan-tahapan yang sangat membutuhkan energi, kecermatan, dan kesabaran. Terlebih nanti pengalaman menerbitkan artikel di jurnal ilmiah. Terbitan akan menjadi jejak akademik, pencapaian, dedikasi, prestasi, dan penghargaan.
Ternyata pengalaman menerbitkan artikel bisa membuat ketagihan. Beberapa mahasiswa mulai menulis naskah kedua setelah naskah pertama berhasil terbit. Mereka menyadari keterampilan menulis perlu terus dilatih. Semula mahasiswa didampingi menulis detail tetapi berikutnya mandiri. Karena mandiri maka mereka makin terasah menulis dengan detail pula. Sehingga tidak butuh waktu lama pasti lahir mahasiswa-mahasiswa terlatih.
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.