SUNANGUNUNGDJATI.COM — Marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah SWT. dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Saat ini kita telah memasuki bulan Dzulqa’dah, Bulan Dzulqa’dah adalah bulan ke-11 dalam kalender Islam.
Bulan pertama dari empat bulan haram selain bulan Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab. Yang menjadi persoalan di masyarakat, masih beredar kepercayaan bahwa “bulan Dzulqa’dah dianggap sebagai bulan sial atau bulan tidak baik untuk menikah dan sebagainya”. Untuk hal itu, izinkan khotib memberikan sedikit pencerahan.
Ma’asyirol muslimin, hafidzo kumulloh…
Pertama: Mengenal nama Bulan Dzulqa’dah: Kebanyakan Orang menyebut bulan ini Dzulqo’dah, Dzulqaidah, Dzulkadah dan Dulkangidah. Bulan ini dikenal pula dengan nama bulan Selo, Apit atau Hapit. Menurut masyarakat Jawa, Apit berarti terjepit. Hal ini karena bulan ini terletak di antara dua hari raya besar yaitu, Idul Fitri (Syawal) dan Idul Adha (Dzulhijah). Juga disebut Selo karena bulan ini jeda dari dua hari raya besar tersebut.
Secara bahasa, Dzul Qo’dah terdiri dari dua kata: Dzul yang bermakna shohib artinya “sesuatu yang memiliki” dan Al-Qo’dah yang artinya “tempat yang diduduki”. Bulan ini disebut Dzul Qo’dah karena pada bulan ini, kebiasaan masyarakat Arab duduk (tidak bepergian) di daerahnya dan tidak melakukan perjalanan atau peperangan. Secara bahasa, Dzul Qo’dah juga berarti “penguasa gencatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab dilarang melakukan peperangan.
Selain itu, bulan ini memiliki nama lain. Diantaranya, orang jahiliyah menyebut bulan ini dengan waranah. Ada juga orang arab yang menyebut bulan ini dengan nama: Al Hawa’. (Al-Mu’jam Al-Wasith)
Untuk mengetahui lebih lengkap Khutbah Jumat tentang Saatnya Muliakan Bulan Dzulqa’dah Perbanyak Amal Shalih oleh Prof. Dr. H. A. Rusdiana, Drs., MM., Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung silahkan kunjungi laman Naskah Khutbah Jumat ini