Dee Andeska, Penulis Lepas yang sedang belajar di Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
SUNANGUNUNGDJATI.COM
Hari pertama Pekan Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) di kampus yang baru, tidak seindah yang kuduga. Kebiasaanku bangun pagi tiba-tiba terpatahkan oleh alarm yang tak kunjung aku matikan.
Alhasil, aku terjaga dalam kesiangan yang amat sangat. Panik melanda saat aku melihat jam dan menyadari betapa terlambatnya aku. Dalam keadaan setengah sadar, aku terburu-buru berdandan dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan. Tidak ada waktu untuk sarapan, dan kini tekadku adalah tiba di kampus dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Tiba di kampus dengan nafas tersengal-sengal, aku langsung menuju lokasi kegiatan PBAK. Saat aku tiba di sana, aku merasakan percampuran perasaan cemas dan lega. Cemas, karena aku merasa terlalu kesiangan dan mungkin ada konsekuensi yang harus kutanggung. Namun, lega juga hadir karena aku berhasil tiba sebelum acara benar-benar dimulai.
Segera aku mencari tempat kosong dan duduk dengan segera. Sekitaranku tampak begitu serius mendengarkan pembicaraan seorang yang ternyata merupakan pembicara utama. Uraian moderasi beragama yang disampaikan oleh Prof Mahmud, mantan Rektor menjadi topik pembicaraannya. Aku merasa beruntung bisa menyimak bagian dari pengenalan budaya akademik ini, meskipun aku datang terlambat.
Moderasi beragama, seperti yang diuraikan oleh pembicara, Prof Mahmud merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter dan etika kita di lingkungan kampus. Beragam keyakinan dan pandangan harus dihormati dan disikapi dengan saling pengertian. Semangat toleransi dan menghargai perbedaan adalah pondasi penting dalam menjaga keharmonisan dan kebersamaan di kampus.
Meski datang terlambat, aku merasa bahwa setiap pengalaman dalam perjalanan PBAK ini sangat berharga. Hari pertama yang penuh dengan cerita sendiri, dari kesiangan hingga mendengarkan uraian yang penting tentang moderasi beragama, memberikanku pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapan dan menghargai setiap momen.
Aku berharap bahwa setiap pengalaman dan pembelajaran ini akan membentuk landasan kuat bagi kehidupan akademik dan sosialku di kampus ini. Meskipun diawali dengan keterlambatan, semangatku dalam mengikuti PBAK tetap tak tergoyahkan. Besok adalah hari baru, dan aku siap menjalani petualangan dan pengetahuan baru di dunia kampus yang baru ini.