SUNANGUNUNGDJATI.COM
Upaya pengenalan dan penerapan Moderasi Beragama pada mahasiswa baru IAIN Pontianak, salah satunya melalui kegiatan PBAK 2023. Pihak Panitia PBAK IAIN Pontianak, menghadirkan narasumber yang kompeten dalam penyampaian moderasi beragama pada mahasiswa baru. Salah satu diantaranya Dr. Ruchman Basori, M.Ag., selaku Kasubdit Ketenagaan Direktorat PTKI Dirjen Pendis. Beliau mengangkat tema tentang mahasiswa PTKI dan Moderasi Beragama : Berkarakter, Unggul dan Kompetitif. Penyampaian ini berlangsung di Sport Center.
Pada pembukaan materi, Ruchman menyampaikan selamat kepada mahasiswa baru yang telah terpilih dan mengikuti PBAK IAIN Pontianak 2023, selanjutnya iya mengutarakan bahwa ada tiga masalah besar yang di hadapi bangsa Indonesia. “Menurut Yaqut Cholil Qumas sebagai Menteri Agama RI, ada tiga masalah besar yang di hadapi Negara ini,” jelasnya, Kamis (31/8/2023).
Pertama munculnya kelompok yang mempertanyakan konsepsus nasional, mereka yang mempertanyakan kesepakatan nasional terhadap konsep Negara dan rumus pancasila, menganti NKRI dengan KhIlafah Islamiyah serta merusak Bhinneka Tunggal Ika.
“Kedua menculnya kelompok tafsir keagamaan, mereka yang merasa benar dan menganggap lainnya salah, merasa dirinya lebih beriman dan paling muslim”. Iya menggambarkan kejadian ini biasanya terjadi pada umat muslim yang mengucapkan selamat pada beberapa peringatan agama lain seperti ucapan selamat hari natal, kelompok ini menganggap mereka yang mengucapkan atau menyelamati peringatan hari tersebut telah keluar dari Syariat Islam.
“lalu yang ketiga munculnya kelompok Majority.” Sikap majority ini mengambarkan sebagai prilaku mayoritas yang merasa diri layak dan lebih pantas serta semena-mena terhadap pihak minoritas, sehingga terjadinya ketimpangan sosial antara umat beragama di lingkungan masyarakat.
Ruchman Basori menyampaikan pentingnya moderasi beragama dalam melihat keberagaman suku, dan agama pada Indonesia. Mencintai agama harus sama seperti mencintai negara, hal ini merupakan bagian dari keimanan itu sendiri dalam upaya menjaga kesatuan dan kerukunan bernegara dengan keberagaman agama. “Mahasiswa yang mencintai bangsa dan Negara, sekaligus mencintai agamanya dalam satu tarikan nafas,”jelasnya.