SUNANGUNUNGDJATI.COM
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan masjid tidak hanya menjadi tempat interaksi manusia dengan Tuhan dalam beribadah, melainkan juga menjadi tempat kajian pendidikan, interaksi sesama umat hingga membentuk kepribadian.
“Dari masjid, banyak lahir orang-orang hebat. Pada zaman Rasulullah, banyak sahabat yang tinggal di masjid. Yang hebatnya lagi para sahabat yang tinggal di masjid dalam praktik kehidupannya sangat zuhud dan hidupnya memakmurkan masjid,” kata Zainut Tauhid Saádi dalam talkshow ‘Ngasik’ di Masjid Cut Meutia, Jakarta, dikutip dari Kemenag, Senin (3/4/2023).
Talkshow yang digelar pengurus Masjid Cut Meutia jelang berbuka puasa ini mengusung tema Dari Masjid Membangun Indonesia. Gelaran ini dihadiri ratusan remaja, generasi milineal, ormas kepemudaan dan jemaah Masjid Cut Meutia.
“Di masjidlah para sahabat sering berinteraksi dengan Rasulullah. Masjid juga dapat membentuk kepribadian seorang muslim untuk memiliki tingkat keimanan yang tinggi. Saya waktu remaja lebih memilih tinggal di mushalla kampung daripada kembali ke rumah,” kenang Zainut Tauhid.
Selain Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, talkshow ini juga menghadirkan Menko PMK Muhadjir Effendy sebagai narasumber dan Stand Up Comedian Kemal Pahlevi dengan moderator Syahda Youstiza.
Wamenag pun mengajak remaja masjid dan generasi millenial untuk memakmurkan mesjid dengan kajian umat, pendidikan dan kegiatan positif lainnya. Tradisi masjid sebagai tempat pendidikan dan kajian umat lanjut Wamenag sudah ada sejak zaman nabi.
“Saya punya pengalaman banyak mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mushala. Salah satu yang mendapatkan jaminan surga adalah orang yang menaungkan hatinya untuk masjid. Ilmu agama dan umum itu keduanya sangat penting. Ketika kita ingin kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kita harus punya ilmu. Artinya islam menempatkan ilmu ditempat yang sangat mulia. Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya daripada mereka yang tidak memiliki ilmu. Ketika kita menanam kehidupan dunia yang baik maka akan memanen kehidupan akhirat dengan baik pula,” pesan Wamenag.
Senada dengan Wamenag, Menko PMK Muhadjir Effendy dalam Ngasik ini juga berkisah tentang masa kecilnya yang banyak dihabiskan di dalam musholla atau langar.
“Biasanya habis salat kami ngaji dan belajar. Jadi yang seumuran saya hidupnya di mushalla waktu itu. Kemudian habis subuh baca kitab dan siang dilanjutkan dengan belajar ilmu tauhid. Masjid tidak hanya untuk sholat melainkan juga menjadi tempat pendidikan dan pengembangan kebudayaan Islam. Jadi masa depan Indonesia sangat tergantung pada mereka yang mampu mengimbangi ilmu dunia dan akhirat,” tandas Muhadjir.