SUNANGUNUNGDJATI.COM
Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa tempat wisata religi yang bisa dikunjungi wisatawan. Wisata religi bisa untuk mengisi waktu, berkunjung ke tempat suci atau bersejarah, dan untuk berziarah.
Sejatinya, mengunjungi wisata religi tak hanya menambah wawasan, tetapi sekaligus mendekatkan diri dengan Sang Ilahi melalui syiar Islam.
Lalu, seperti sudah tradisi, pada momen-momen tertentu, para peziarah datang untuk menziarahi beberapa makam di pelosok Nusantara, termasuk salah satunya di Jawa Barat.
Dilansir dari BankBJB berikut rekomendasi empat wisata religi ziarah di Jawa Barat.
1. Makam Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati merupakan salah satu anggota Wali Songo yang ikut serta dalam menyebarkan di Tanah Jawa terutama di daerah Cirebon. Beliau memiliki nama lengkap Sultan Syarif Hidayatullah Al-Azhamatkhan Al-Husaini Al-Cirbuni Shahib Jabal Jati bin Sultan Syarif Malik Abdullah Umdatuddin Al-Azhamatkhan Al-Husaini.
Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran.
Sunan Gunung Jati sampai di Cirebon pada tahun 1470 Masehi. Beliau dinobatkan sebagai Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Menurut beberapa keterangan, Sunan Gunung Jati wafat pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1568 Masehi.
Lokasi: Jalan Alun-Alun Ciledug No 53, Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
2. Wisata Ziarah Goa Safarwadi
Pada mulanya, Goa Safarwadi merupakan tempat yang berkumpulnya para wali. Goa tersebut merupakan tempat yang digunakan Syaikh Abdul Muhyi untuk mendidik santri-santrinya.
Syaikh Abdul Muhyi merupakan seorang waliyullah yang sangat dihormati masyarakat. Beliau merupakan mata rantai dan pembawa tarekat Syathariyah pertama ke pulau Jawa. Masyarakat lebih mengenal Syaikh Abdul Muhyi dengan nama Haji Karang, karena beliau pernah uzIah dan khalwat di Gua Karang.
Goa Safarwadi termasuk dari lokasi wisata ziarah Pamijahan, Tasikmalaya, Jawa Barat. Saat tiba di lokasi, kita tidak bisa langsung menuju gua. Pengunjung harus berziarah terlebih dahulu ke makam Syekh Abdul Muhyi.
Lokasi: Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya.
3. Makam Syekh Quro
Syekh Quro adalah Syekh Qurotul Ain atau Syekh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah. Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro adalah seorang ulama. Dia adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik
Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syaikh Qurotul Ain atau Syaikh Hasanuddin atau Syaikh Mursahadatillah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Syekh Quro merupakan ulama penyebar agama Islam di tanah Karawang. Beliau merupakan putra dari Syaikh Yusuf Siddik, seorang ulama besar dari negeri Campa.
Pada tahun 1338 Saka atau tahun 1416 Masehi, sebelum berlabuh di Pelabuhan Karawang, Syekh Quro datang di Pelabuhan Muara Jati Cirebon.
Lokasi: Pulo Bata, Desa Pulo Kalapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang.
4. Makam Habib Keling
Dilansir dari beberapa sumber, Habib Keling memiliki nama Syekh Umar. Beliau datang ke tanah air (Jawa) bersama dengan Syekh Kuro Karawang. Karena mereka tidak nyaman, Syekh Kuro meninggalkan Karawang dan melanjutkan perjalanan syiar Islam ke Pakistan. Selanjutnya dalam kisah itu Syekh Umar melanjutkan ke Cirebon sambil membawa barang-barang permata (berbentuk bulat dan bolong) dan kapalnya karam, meninggal di pantai pesisir utara.
Namun menurut versi lain, Habib Keling berasal dari Keling (Samudera Pasai), Aceh. Beliau bernama Syekh Umar bin Abdullah anak dari Habib Abdullah yang bermukim di Mangga Dua, Jakarta. Beliau menyebarkan agama Islam Ke Cirebon dan terdampar di Ujung Tua. Beliau sempat mengajarkan ilmu agama di Krangkeng dan meninggal serta dimakamkan di pesisir.
Lokasi: Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. (HJ-03)