Kuliah Umum FST UIN Bandung : Pentingnya Pendidikan Integritas dan Antikorupsi, Yuk Mulai dari Diri Sendiri

- Editorial Team

Rabu, 27 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM — Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Kuliah Umum Pendidikan Integritas dan Antikorupsi bertajuk Integritas dan Anti Korupsi: Menciptakan Lingkungan Akademik yang Berintegritas dan Bebas dari Korupsi serta Telaah Pespektif Islam dalam Membangun Pribadi Berintegritas yang berlangsung secara hybrid, Selasa (26/3/2024).

Aida Ratna Zulaiha, Direktur Jejaring Pendidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Prof. Dr. H. Ija Suntana, M.Ag., Ketua Tim Penguatan Integritas UIN SGD Bandung tampil menjadi narasumber yang dipandu oleh Eko Prabowo H., S.Pd. M.Pkim, Tim Zona Integritas (ZI) dan dibuka Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar.

Dalam sambutannya, Rektor menegaskan kuliah umum ini sebagai ikhtiar bersama untuk memberikan pendidikan anti korupsi kepada civitas akademik, khususnya FST dalam menciptakan lingkungan akademik yang bersih dari korupsi.

Prof Rosihon turut memberikan apresiasi terhadap FST sebagai Pilot Project Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK). “Kesuksesan FST sebagai pilot project tersebut bisa dijadikan contoh bagi fakultas-fakultas lainnya di UIN tersebut. Ini sangat penting sebagai upaya pencegahan korupsi harus dimulai dari diri sendiri, sejalan dengan nasihat dari pendiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mulailah dari diri sendiri dan orang-orang terdekat,” tegas Rektor dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).

Dekan FST, Prof. Dr. Hasniah Aliah, M.Si, menyampaikan pentingnya upaya pencegahan korupsi dalam lingkungan akademik, sesuai dengan arahan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “bahwa pendidikan antikorupsi telah diintegrasikan ke dalam berbagai mata kuliah, seperti Pancasila dan MKDU keislaman,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, Aida Ratna Zulaiha menggambarkan korupsi sebagai fenomena gunung es. “Apa yang terlihat di publik tentang korupsi hanyalah puncaknya, sementara korupsi yang lebih dalam dan berbahaya seringkali terjadi di lapisan yang lebih dalam atau bawah,” paparnya.

Diakuinya, memang banyak perilaku koruptif telah merasuki lingkungan pendidikan, mulai dari ketidakdisiplinan hingga tindakan suap dan nepotisme. Kekhawatirannya terkait normalisasi korupsi, “dimana korupsi dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan bahkan diinginkan dalam suatu organisasi atau masyarakat. Hingga diupayakan dapat diiwariskan ke anggota generasi yang lain,” tuturnya.

Strategi pemberantasan korupsi, harus melalui pendidikan jangka panjang yang menanamkan nilai-nilai anti korupsi secara terstruktur. Pendidikan anti korupsi harus dilakukan tidak hanya dalam lingkungan formal, tetapi juga non formal. “Pentingnya menyadarkan bahaya korupsi serta membangun budaya anti korupsi agar nilai-nilai tersebut terinternalisasi dalam diri individu,” tandasnya.

Prof. Ija Suntana membahas telaah perspektif Islam terhadap korupsi. Menurutnya berbagai langkah yang telah diambil oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam upaya pendidikan anti korupsi, termasuk program pendampingan dengan KPK dan workshop sosialisasi pendidikan anti korupsi. “Konsep Radial Cycle of Corruption, yang menggambarkan bagaimana korupsi dapat berkembang dan mengakar dalam suatu lingkungan yang rentan terhadap praktik koruptif. Juga teori labeling untuk pelaku korupsi juga dibahas, dimana agama dapat memainkan peran penting dalam memberikan stigmatisasi terhadap perilaku koruptif,” terangnya.

Kuliah umum ini memberikan wawasan mendalam tentang akar masalah korupsi dalam pendidikan dan masyarakat serta pentingnya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Sebagai penutup, Prof. Ija Suntana mengingatkan kita akan pentingnya menjauhi kezaliman dan keserakahan, “karena kedua hal tersebut merupakan sumber kegelapan dan kemusnahan,” pungkasnya.

Pos Terkait

Asyik! Kemenag Susun Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi
Hari Jadi Cirebon 597, Pj Walikota Ajak Warga Teladani Sunan Gunung Jati
Dekan FEBI UIN Bandung: Kebangetan Kalau Alumni Tidak Kaya
Workshop Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah, Cara Jitu UIN Bandung Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa FAH
Asyik! Pimpinan Al-Azhar Mesir Temui Menag, Bahas Seleksi Calon Mahasiswa Indonesia
Top! Kemenag Raih Anugerah Lembaga Peduli Penyiaran
Pembukaan Pelantikan dan Rakernas ASIKOPTI : Yuk Bangun Kebersamaan, Raih Akreditasi Unggul
Alhamdulillah Dapat 110.553 Formasi CASN, Menag Ucapkan Terima Kasih kepada Presiden

Pos Terkait

Minggu, 14 Juli 2024 - 09:40 WIB

Asyik! Kemenag Susun Terjemahan Al-Qur’an Bahasa Betawi

Minggu, 7 Juli 2024 - 23:16 WIB

Hari Jadi Cirebon 597, Pj Walikota Ajak Warga Teladani Sunan Gunung Jati

Sabtu, 6 Juli 2024 - 10:55 WIB

Dekan FEBI UIN Bandung: Kebangetan Kalau Alumni Tidak Kaya

Kamis, 4 Juli 2024 - 23:55 WIB

Workshop Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah, Cara Jitu UIN Bandung Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa FAH

Rabu, 26 Juni 2024 - 14:05 WIB

Asyik! Pimpinan Al-Azhar Mesir Temui Menag, Bahas Seleksi Calon Mahasiswa Indonesia

Senin, 24 Juni 2024 - 19:06 WIB

Top! Kemenag Raih Anugerah Lembaga Peduli Penyiaran

Jumat, 14 Juni 2024 - 13:30 WIB

Pembukaan Pelantikan dan Rakernas ASIKOPTI : Yuk Bangun Kebersamaan, Raih Akreditasi Unggul

Kamis, 30 Mei 2024 - 22:16 WIB

Alhamdulillah Dapat 110.553 Formasi CASN, Menag Ucapkan Terima Kasih kepada Presiden

Pos Terbaru