Tantangan Moderasi Beragama, Stafsus Menag Ajak Kampus Hadirkan Konten Moderat di Medsos

- Editorial Team

Rabu, 17 Mei 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM

Staf Khusus Menteri Agama Bidang Hubungan antar Kementerian/Lembaga, TNI-POLRI serta Kerukunan dan Toleransi, Muhammad Nuruzzaman, mengatakan moderasi beragama menjadi tantangan globalisasi di era digital, terutama konten di media sosial.

Pasalnya, hadirnya media sosial menyebabkan kehidupan sosial masyarakat, terutama generasi muda banyak menghabiskan waktunya di dunia maya.

Berdasarkan survei Mabes Polri menyatakan 87 persen konten di media sosial berisi tentang intoleran.

“Otoritas keagamaan di era ini bukan karena kedalaman ilmu agama, tapi mereka yang dakwahnya melalui media yang akhirnya lebih populer. Nah ini menjadi tanggung jawab PTKIN, untuk mengamalkan ilmu yg didalami melalui media sosial,” tegasnya saat menjadi narasumber Workshop Desain Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sisdamas Moderasi Beragama yang digelar Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Bandung dikutip, Rabu (17/5/2023).

Caranya dengan membanjiri media sosial dengan konten-konten yang moderat. “Tentu kita harus mendorong teman-teman yang ada di kampus, baik dosen, mahasiswa maupun penelitian dan kajian tentang apa yang terjadi di media sosial,” tuturnya.

Moderasi Beragama itu penting bagi seluruh umat beragama, bukan hanya umat Islam, melainkan bagi seluruh umat bergama dan warga negara.

Stafsus Menag ini menerangkan ada tiga alasan moderasi beragama itu penting. Pertama, ada kondisi di masyarakat yang ekspresi beragamanya ekstrem. Kedua, ada yang beragama dan merasa benar sendiri. Ketiga, adanya ekspresi beragama yang bertentangan dengan konsensus kebangsaan.

“Ini fakta dan benar terjadi di lapangan. Makanya penting mendorong program moderasi beragama. Terutama di internal Kementerian Agama,” ujarnya.

Menurutnya, indikator moderasi beragama ada empat. Pertama, beragama dan menjaga konsensus kebangsaan. Ini telah dipraktikkan Rasulullah saw. ketika membuat Piagam Madinah.

“Rasulullah saw. membuat Madinah bukan Negara Islam, kerajaan atau kesultanan. Itu adalah kesepakatan yang dibuat bukan untuk kepentingan islam tetapi untuk kepentingan Kota Yastrib pada saat itu,” tegasnya.

Kedua, toleran. Toleran bukan hanya menghargai orang yang berbeda dengan dirinya tetapi juga mau bekerja sama dengan orang yang berbeda itu. “Kalau saya cukup menghargai saja, itu belum dianggap toleran tetapi kalau saya mau bekerja sama dengannya itu namanya kita toleran,” jelasnya.

Ketiga, menolak kekerasan. Ini tercermin dari dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Di mana hanya 80 hari dilakukan dengan peperangan. “Itu pun peperangan defensif atau bertahan semua. Bahkan dalam peperangan pun Rasulullah saw. melarang merusak tanaman,” tandasnya

Keempat, menghargai tradisi dan budaya lokal. Tradisi dan budaya. “Keempat indikator moderasi beragama ini, sudah biasa dilakukan tetapi harus dijaga karena ada potensi kelompok yang bisa melakukan penetrasi untuk mengubah pemahaman keagamaan yang moderat,” jelasnya.

Rektor memberikan apresisasi yang setinggi tingginya kepada Muhammad Nuruzzaman, Stafsus Menteri Agama “Saya atas nama pimpinan mengucapkan Selamat datang kepada Habib Nuruzzaman atas waktunya dalam menghadiri acara ini tak lain untuk memberikan inspirasi baru bagi kita semuanya terkait KKN Sisdamas Moderasi Beragama,” tegasnya.

Prof Mahmud menegaskan moderasi beragama menjadi jalan tengah untuk menyatukan, memperkuat sandi-sandi toleransi dan memperkuat pondasi keagamaan saat ini. Karena moderasi beragama yang memiliki nilai-nilai filosofis tinggi untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan ditengah perubahan zaman.

“Hari ini kita ketahui bersama bahwa Jawa Barat merupakan Provinsi yang masih tinggi tingkat intoleransi beragamanya. Sehingga besar harapan dengan adanya peserta KKN Moderasi Beragama ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan nilai nilai toleransi beragama pada masyarakat, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan beberapa capaian yang telah diraih oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung selama ini merupakan kerja keras dan sama-sama bekerja seluruh civitas akademika,” tandasnya.

Ketua LP2M, Husnul Qodim, menyampaikan agenda ini merupakan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

“Alhamdulillah tahun lalu kami mengirimkan delegasi mahasiswa kami ke Papua pada KKN Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama Tahun 2022 dan memberikan dampak terhadap masyarakat. Insya Allah Tahun 2023 ini juga akan kami akan kirimkan delegasi mahasiswa KKN Nusantara Moderasi Beragama yang dilaksanakan di Tanah Toraja Sulawesi Selatan. Output KKN kami selama ini berupa artikel yang jadi publikasi buku yang terdaftar ISBN, artikel yang di publish melalui prosiding, HKI menjadi tagihan wajib dan google book yang bisa di akses oleh publik. Juga pada out put tahun lalu dari tagihan anjuran beruba membuat video yang diupload di medsos baik youtube, blog, instagram, facebook,” tuturnya.

Tak hanya itu berkat kerja keras kita semuanya serta arahan pimpinan, sehingga UIN Bandung mampu mempertahankan prestasinya sebagai kampus terbaik versi webometrics. “Kami berharap agenda ini dapat melahirkan ide dan gagasan baru terkait KKN Sisdamas Moderasi Beragama, sehingga mampu menghasilkan dampak yang baik pada masyarakat, utamanya dalam rangka penguatan moderasi beragama” ujarnya.

Ketua Pelaksana sekaligus Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Aep Kusnawan, melaporkan terkait persiapan agenda Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023, mulai dari KKN Reguler Sisdamas Moderasi Beragama, KKN Terpadu, KKN Tematik, KKN Nusantara Kolaboratif Mandiri, KKN Nusantara Moderasi Beragama, KKN Luar Negeri Mandiri. “Kegiatan KKN ini akan disosialisasikan mulai tanggal 16 Mei 2023 serta dibuka pendaftaran pada akhir Mei mendatang,” paparnya

Pos Terkait

Yuk Ikutan Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024 Dibuka. Daftar di Sini Aja!
Ingat, Muhammadiyah Pelopor Modernisasi Tradisi Halal Bihalal
Begini Cara Akuntasi Syariah UIN Bandung Agar Lulusannya Siap Berdaya Saing
Kuliah Umum FST UIN Bandung : Pentingnya Pendidikan Integritas dan Antikorupsi, Yuk Mulai dari Diri Sendiri
Inspiratif! Begini Kisah Pejuang Adhi Djati Utama dari Tanah Papua
Eco Enzyme, Produk Luaran PkM Pendidikan Biologi UIN Bandung - BAZNAS Jabar di Desa Genteng Sumedang
Begini Kesaksian Gunung Djati. Mimbar Bebas dan 5 Pernyataan Sikap
Sambut UIN SSC, IAIN Cirebon Komitmen Penguatan Nilai Keislaman dan Keilmuan sebagai Pondasi Peradaban

Pos Terkait

Sabtu, 20 April 2024 - 07:54 WIB

Yuk Ikutan Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024 Dibuka. Daftar di Sini Aja!

Senin, 15 April 2024 - 16:42 WIB

Ingat, Muhammadiyah Pelopor Modernisasi Tradisi Halal Bihalal

Rabu, 3 April 2024 - 16:59 WIB

Begini Cara Akuntasi Syariah UIN Bandung Agar Lulusannya Siap Berdaya Saing

Rabu, 27 Maret 2024 - 11:05 WIB

Kuliah Umum FST UIN Bandung : Pentingnya Pendidikan Integritas dan Antikorupsi, Yuk Mulai dari Diri Sendiri

Senin, 11 Maret 2024 - 14:09 WIB

Inspiratif! Begini Kisah Pejuang Adhi Djati Utama dari Tanah Papua

Minggu, 25 Februari 2024 - 12:30 WIB

Eco Enzyme, Produk Luaran PkM Pendidikan Biologi UIN Bandung - BAZNAS Jabar di Desa Genteng Sumedang

Sabtu, 10 Februari 2024 - 15:41 WIB

Begini Kesaksian Gunung Djati. Mimbar Bebas dan 5 Pernyataan Sikap

Rabu, 24 Januari 2024 - 16:46 WIB

Sambut UIN SSC, IAIN Cirebon Komitmen Penguatan Nilai Keislaman dan Keilmuan sebagai Pondasi Peradaban

Pos Terbaru

Reliji

5 Nilai Orang Bertakwa Pasca Idul Fitri

Jumat, 19 Apr 2024 - 09:45 WIB

Nulis

6 Etika Silaturrahim

Kamis, 18 Apr 2024 - 07:30 WIB