Oleh Moeflich Hasbullah, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
SUNANGUNUNGDJATI.COM-
Para ulama besar dulu menulis kitab-kitab dan kemudian berpengaruh setelah puluhan atau ratusan tahun setelahnya.
Kini, menulis buku-buku yang berkualitas dan menyadarkan secara ilmu dan agama, bisa berpengaruh setelah dicetak atau beberapa tahun setelahnya.
Sekarang menulis di medsos, yang baik-baik, tulisan penyadaran dan pencerahan, langsung dibaca dan bisa langsung berpengaruh, kenapa tidak dilakukan? Fungsinya sama berbagi ilmu, menyebarkan manfaat dan berbagi kesadaran. Sama-sama keutamaan.
Bahkan medsos bisa menghidupkan, menyampaikan lagi mutiara-mutiara ilmu klasik karya para ulama dulu untuk menyegarkan kembali ingatan dan mencerahkan hati-hati dan jiwa-jiwa yang mencari kebenaran.
Bila sulit atau malas juga kita melakukan itu, berati ilmu kita tidak komunikatif. Ilmu yang komunikatif adalah salah satu syarat ilmu yang bermanfaat. Wallahu a’lam.***