SUNANGUNUNGDJATI.COM — Sukron Abdilah, penulis produktif kelahiran tahun 1982 itu akhirnya berhenti merokok. 2 tahun lamanya, ia mengaku tak pernah menghisap asap rokok alias sudah berhenti total.
Bagi penulis puluhan buku bertema motivasi Islam itu, berhenti merokok bukanlah perkara mudah. Apalagi, pria yang kini tinggal di Jakarta Utara tersebut menganggap rokok sahabat kentalnya selama 24 tahun.
“Saya merokok sejak SMP. Saya memang termasuk anak baong (nakal),” ungkapnya via WhatsApp dua hari lalu.
Lalu, apa yang membuat alumnus Bimbingan Konseling Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati ini memutuskan berhenti merokok?
Berikut 5 alasan berhenti merokok ala Sukron Abdilah,
1. Terkena Covid 19 hingga 3 kali
Menurut Mang Ukon, sapaan akrabnya dia tak menyangka bakal terpapar virus Covid 19, bahkan hingga 3 kali.
“Saya memprediksi memang kena, tapi sampai 3 kali, itu tak sesuai ekspektasi,” ungkap ayah dua anak asli Banyuresmi, Garut.
Itulah yang mengilhami dirinya untuk berhenti bercumbu dengan rokok. “Siapa tahu hidup jauh dari asap rokok buat saya makin jagjag (sehat),” kata “peternak” website itu.
2. Anak meninggal di kandungan terpapar asap rokok
Lelaki yang kini tinggal di Jakarta Utara itu mengakui bahwa dirinya tipe pria yang cuek. Sekarang, dia sadar kecuekannya terhadap kesehatan membuat malapetaka.
“Waktu itu istri saya hamil anak pertama. Selama itu pula saya tetap ngudud (merokok) di rumah, seperti ketika masih bujangan,” aku Sukron, yang baru-baru ini menerbitkan buku berjudul Dear Allah, Tenteramkanlah Hidupku.
Lalu, entah pada usia kehamilan yang ke berapa, Mang Ukon memeriksakan istrinya ke dokter kandungan. “Pas dicek, ternyata bayi kami meninggal. Kata dokter terpapar asap rokok!” ujarnya.
Pengalaman pahit itulah, sekali lagi yang membuat pria berambut lurus itu tak lagi ingin merokok. “Kapok saya!”
3. Cuaca Jakarta tak bikin betah untuk merokok
Andai Sukron tak ikut istrinya ke ibukota, apakah penulis buku best seller Dahsyatnya Shalat Dhuha itu tobat dari rokok?
“Mungkin itu hikmah saya menikah dengan orang Jakarta. Awalnya saya coba merokok, tapi suasana Jakarta yang panas tak buat saya menikmati merokok,” tutur penulis bernama pena Sabil El-Marufie itu.
Dan Bandung, baginya adalah salah satu tempat yang nyaman untuk menghabiskan berbatang-batang rokok kretek. “Suasana dinginnya sih yang buat ngerokok jadi enak,” pesannya kemudian.
4. Sumpah berhenti merokok bila menikah
Kebetulan, Sukron Abdilah saat menikah berada di usia matang. Dia berjanji akan berhenti merokok bila menikah.
“Alhamdulillah saya menikah dan sayonara dengan rokok! Tapi, saya belum benar-benar berhenti merokok saat itu. Maklum, saya sudah kecanduan,” tegasnya.
5. Menyelamatkan orang lain dari asap rokok
Tak ada yang menyangkal bahwa asap rokok sangat membahayakan, terutama bagi para perokok pasif.
“Tapi kembali pada motivasi berhenti merokok karena ingin menyelamatkan hidup orang yang kita sayangi,” terang Mang Ukon yang lebih menyukai kopi pahit dibandingkan sebelumnya yang menyeruput kopi hitam dengan rasa manis yang kental