SUNANGUNUNGDJATI.COM — Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah, salah satu ulama sekaligus raja atau sultan penguasa Kerajaan Cirebon. Karena Sunan Gunung Jati adalah raja sekaligus ulama yang berdakwah ke berbagai pelosok, masyarakat memberinya gelar sebagai seorang wali.
Sebagaimana diketahui dari Republika, Kerajaan Cirebon adalah sebuah negara yang berbentuk kerajaan dengan menerapkan sistem pemerintahan monarki heridetis. Kekuasaan dalam bidang keagamaan dan bidang politik, semuanya berada di tangan sultan atau raja.
Apa yang menjadi ucapan sultan dalam bentuk pesan-pesan moral dan larangan-larangan, ataupun petatah-petitih dari seorang sultan biasanya dalam sebuah negara yang berbentuk kerajaaan akan menjadi aturan atau hukum yang berlaku.
Dilansir dari buku Biografi Sunan Gunung Jati: Sang Penata Agama di Tanah Sunda yang ditulis Wawan Hernawan dan Ading Kusdiana diterbitkan LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020, berikut ini adalah petatah-petitih (petuah bijak) Sunan Gunung Jati yang berisi pesan-pesan moral, akhlak dan etika yang harus dijadikan sebagai pegangan hidup oleh setiap masyarakat.
Mengenai petatah-petitih yang berkaitan dengan ketakwaan dan keyakinan, Sunan Gunung Jati menyampaikan ini
“Ingsun titipna tajug lan fakir miskin. Yen sembahyang kungsi tertaling gundewa. Ibadah kang tetap. Manah den syukur lan Allah. Kudu ngahekaken pertobat.” (Sunan Gunung Jati)
Artinya: Aku (Sunan Gunung Jati) titip tajug (masjid) dan fakir miskin. Jika sholat, harus khusyuk dan tawadhu seperti anak panah yang menancap kuat. Jika puasa harus kuat seperti tali gondewa. Ibadah itu harus terus-menerus. Hati harus bersyukur kepada Allah. Banyak-banyaklah bertobat.
Mengenai petatah-petitih yang berkaitan dengan kedisiplinan, Sunan Gunung Jati menyampaikan ini.
“Aja nyindra mubarang. Pemboraban kang ora patut anulungi. Aja ngaji kejayaan kang ala rautah.” (Sunan Gunung Jati)
Artinya: Jangan mengingkari janji. Yang salah tidak usah ditolong. Jangan belajar untuk kepentingan yang tidak benar atau disalahgunakan.
Melihat pesan-pesan Sunan Gunung Jati yang mengandung ajaran Islam, tentu tidak heran karena ia adalah ulama. Di antara pokok perjuangan yang dilakukan oleh Sunan
Gunung Jati adalah memberikan pemahaman tentang ajaran agama Islam yang terdapat dalam Alquran dan hadits sebagai sumber ajaran agama Islam.
Dalam cerita lisan dan catatan sejarah, Sunan Gunung Jati melakukan dakwah Islam di Cirebon dan ke berbagai daerah pedalaman di Tanah Sunda yang dipimpin langsung oleh Sunan Gunung Jati. Cirebon merupakan pusat yang mengkoordinasi kegiatan dakwah tersebut.
Sejak 1528, Sunan Gunung Jati mencurahkan perhatian dan tenaga sepenuhnya dalam bidang dakwah agama Islam. Tugas-tugas dalam bidang kenegaraaaan diserahkan kepada putranya dan kemudian menantunya.
Dalam rangka melaksanakan dakwah, Sunan Gunung Jati sering melakukan perjalanan keliling atau mengirim utusan ke daerah-daerah pedalaman.
Beberapa daerah pedalaman yang pernah dikunjungi Sunan Gunung Jati adalah Luragung, Kuningan, Sindangkasih, Rajagaluh, Talaga, Ukur, Cibalagung, dan Kluntungbantar (Pagadingan, Indralaya, Batulayang, dan Timbanganten, Tasikmalaya, Sumedang, Cangkuang (Garut), Tatar Ukur (Bandung), dan Cianjur.