Selamat Jalan Zi!

- Editorial Team

Selasa, 5 April 2022 - 23:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM

Saya membenci kabar yang terbaca menjelang sahur. Saya membaca berulang-ulang sebuah nama yang katanya telah pergi menghadap Ilahi. Sebuah nama yang saya kenal semenjak lama. Sebuah nama yang bukan sekadar teman tapi juga saudara yang berulang-ulang kami ikrarkan dalam setiap pertemuan angkatan.

Saya tak percaya. Tak ingin percaya. Berulang saya membaca nama itu. Berharap salah apa yang saya baca. Berharap keliru siapapun yang mengabarkan berita kematian itu. Namun tetap tak berubah: Muhammad Fakhrurozi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yaa Allah!

Untuk sejenak, rasanya saya tak bisa bernafas. Udara seumpama mendadak beku. Pikiran seperti diaduk tak menentu. Ini kabar bohong! Saya masih menolak untuk percaya! Mungkin mimpi! Tapi berita yang terbaca di grup WA juga informasi teman membenarkan “kepergiannya”. Bagaimana bisa? Kenapa mesti mati?

Kematian itu batas, begitulah orang semacam Jaspers meyakininya. “Das umgreifende” yang melingkupi, peristiwa pasti yang ditemui sebagai faktisitas kenyataan. Suka atau tidak, ia bisa tiba pada waktunya menemui kita: Pada saat gembira. Di kala lengah. Pada waktu tidur. Ketika sakit. Dan ketika manusia jumawa bahkan lupa seolah nyawa tak ada akhirnya.

Kematian itu memudarkan eksistensi sekaligus moment eksistensial. Istri atau suami yang menangis. Anak yang meratap. Kerabat yang tercekat atau kita yang terhenyak mendengar kabar kepergiannya. Siapapun yang ditinggalkan pantas meratap. Beberapa waktu lalu bukankah ia masih bersama kita?

Lalu tanpa diduga, ia pergi untuk tak kembali. Sebuah sergapan yang menggetkan. Seumpama petir yang menyambar tiba-tiba. Kejadian tragis yang membuat waktu seolah berhenti seketika. Itulah momen eksistensial. Momen yang meneguhkan kesadaran bahwa kematian adalah entitas pasti nan abadi yang dihadapi seluruh makhluk bernyawa. Peristiwa “mengerikan” yang melunturkan anggapan manusia sebagai satu-satunya spesies yang paling istimewa.

Kematian. Tak ada ilmu dan kesaktian yang bisa mengalahkan. Tak ada bacaan juga mantra yang bisa menunda bahkan menolak kedatangannya. Tak juga ada tempat yang aman buat bersembunyi dan mengindar darinya. Kita hanya sedang menunggu, ditemui mungkin juga diburu olehnya. Seumpama antri di balik pintu siapa giliran berikutnya. Tak bisa menghindar. Mustahil mengelak dari ajakan untuk datang menemuinya. “Fainnal mautalladzi taffiruna minhu fainnahu mulaaqiikum”, begitu kitab suci menegaskan.

Untuk sebuah nama yang selalu lekat dalam ingatan: Muhammad Fakhrurozi, yang baru saja “berangkat” menempuh perjalanan ke alam keabadian, Allah berkenan menerimanya. Allah sumringah menantinya. Seumpama tamu istimewa yang disambut dengan kehangatan dan pelukan. Ditempatkan di kursi kehormatan di samping-Nya.

Muhammad Fakhrurozi sungguh sudah sempurna menjemput taqdirnya, berharap jiwa damailah yang menyertainya. “Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridla. Masuklah sebagai hamba-hambaku. Masuklah ke dalam syurgaku”.

Selamat jalan Zi!

RADEA JULI A. HAMBALI, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 

Pos Terkait

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah
Qodarullah
Mengungkapkan Cinta, Butuh Ruang
Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus
Mencintai Rasulullah
Rezeki Sehat
5 Cara Menjaga Persahabatan
Kedzaliman, Penyakit dan Penyembuhan

Pos Terkait

Minggu, 3 Desember 2023 - 12:45 WIB

Inilah Makam Sunan Gunung Jati dan Tradisi Panjang Jimat Saat Maulid Nabi

Minggu, 15 Oktober 2023 - 11:02 WIB

Yuk Jajal Kuliner Gunung Jati Cirebon, Sambil Ziarah Makam Wali

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 13:41 WIB

Agama dan Kejahilan

Kamis, 12 Oktober 2023 - 10:01 WIB

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah

Selasa, 10 Oktober 2023 - 09:55 WIB

Qodarullah

Jumat, 15 September 2023 - 10:01 WIB

Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik

Senin, 11 September 2023 - 23:57 WIB

Gus Yaqut : Indonesia Jadi Kompas Toleransi di Dunia

Sabtu, 9 September 2023 - 15:46 WIB

Yuk Liburan di Cirebon, 5 Tempat Instagramable yang Bisa Dikunjungi

Pos Terbaru

Nulis

Sarung dan Simbol Fleksibiltas Santri

Rabu, 25 Okt 2023 - 12:05 WIB