Saatnya Mengenali 5 Jenis Sarung, Outfit Khas Santri Indonesia

- Editorial Team

Kamis, 26 Oktober 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM – Sebagai mahasiswa perguruan tinggi berbasis Islam, pastinya kalian tahu dan sering menggunakan sarung kan?? Khususnya untuk kalangan pria, sarung merupakan pakaian yang biasa digunakan untuk shalat. Namun dewasa ini, sarung juga bisa dikenakan oleh seluruh gender dan digunakan pada berbagai kegiatan, lho!

Yuk kenali ragam jenis sarung di Indonesia dengan ragam cara pemakaiannya!

  1. Sarung Tenun Goyor – Jawa Tengah
    Jenis sarung pertama ini merupakan pakaian khas yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa Tengah sejak abad ke-14, terutama di daerah Pemalang. Diberi nama Sarung Goyor dikarenakan kata “goyor” tersebut berasal dari bahasa Jawa, yakni berarti lembek.

Kata “goyor” ini merepresentasikan bentuk dan tekstur kainnya yang halus, lembut, dan tidak kaku. merujuk pada tekstur sarung yang cenderung halus dan tidak kaku saat digunakan. Pada awal ditemukannya, Sarung Goyor justru digunakan untuk kehidupan sehari-hari hingga pada akhirnya digunakan juga pada kegiatan resmi dan untuk beribadah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

  1. Sarung Sutera Bugis (Lipa Sabbe) – Sulawesi Selatan
    Sarung Sutera khas suku Bugis ini terkenal dengan kelembutan kainnya. Dengan namanya yang khas, Lipa Sabbe bagi masyarakat Bugis tidak hanya digunakan oleh kalangan pria, namun digunakan juga oleh wanita pada beberapa acara penting, seperti kegiatan keagamaan, pernikahan, aqiqah, dan masih banyak lagi.

Sarung Sutera Bugis telah melanglang buana ke berbagai negara, sehingga pada 2016 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda yang harus dijaga dan dilestarikan.

  1. Sarung Ulos – Sumatera Utara
    Kain sarung bukan hanya digunakan oleh kalangan Muslim saja. Sarung Ulos merupakan bukti bahwa kain sarung merupakan kain tradisional Indonesia yang dapat digunakan oleh berbagai kelangan etnis, suku, dan agama.

Sarung Ulos merupakan pakaian tradisional khas Sumatera Utara yang digunakan untuk acara seremonial suku Batak. Kain sarung ini pada mulanya ditenun khusus oleh kaum wanita yang identik dengan peran perempuan dalam merawat keluarga, anak, dan masyarakat. Tekstur kain Sarung Ulos dari hasil tenunan terkesan kasar, sedangkan jika menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) teksturnya akan lebih halus.

  1. Sarung Tenun Gedokan – Samarinda
    Sarung tradisional berikutnya berasal dari Samarinda. Nama “gedokan” merupakan sebutan masyarakat setempat untuk Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Nama lain dari Sarung Tenun Gedokan ini yaitu Tajong Samarinda.

Menggunakan bahan kain sutra yang didatangkan langsung dari Cina, Sarung Tenung Gedokan ini terkenal dengan tidak pernah menyambung kainnya dengan mesin jahit. Proses penenunan sarung ini biasanya memakan waktu lama, yaitu sekitar 15 hari, tergantung dengan tingkat kesulitan motif.

  1. Sarung Tenun Poleng – Bali
    Jenis sarung tradisional Indonesia ini merupakan pakaian khas umat Hindu di Bali. Sarung Poleng ini memiliki motif hitam-putih atau terkadang diselingi abu-abu. Uniknya, kain sarung ini tidak hanya digunakan sebagai pakaian, akan tetapi masyarakat Bali biasa melilitkan Sarung Poleng pada benda-benda atau tempat tertentu sebagai benda sakral dan penghias.

Selain itu, dengan memadukan dua warna, kain sarung ini memiliki filosofis tersendiri. Hitam pekat dan putih bersih, berarti ada gelap, ada terang, ada kiri, ada kanan, ada lelaki, ada perempuan, serta ada baik, dan ada buruk.  (Anisa Hanifah/

Pos Terkait

Profil dan Sejarah Cirebon
Hypnoparenting : Yuk Siapkan Anak Jadi Santri yang Hebat
UIN Sunan Gunung Djati Goes to IAIN Cirebon, Yuk Menulis!
Saatnya Dakwah Santri Menginspirasi Kejayaan Negeri
Inilah 5 Destinasi Wisata Bandung Timur, Dari Tempat Rekreasi Hingga Wisata Religi
Ini Logo Hari Santri 2023: Jayakan Negeri dengan Jihad Intelektual di Era Transformasi Digital
Begini Cara UIN Bandung Tingkatkan Pembimbing Haji dan Umrah
Yuk Kenali Tradisi Muludan Masyarakat Cirebon

Pos Terkait

Minggu, 3 September 2023 - 08:33 WIB

5 Resep Empal Genton yang Nampol. Coba Buat Yuk!

Jumat, 11 Agustus 2023 - 20:05 WIB

Eksyar UIN Sunan Gunung Djati Lakukan Pendampingan 100 Sertifikasi Halal Gratis

Minggu, 6 Agustus 2023 - 15:00 WIB

Yuk Berburu Kuliner Nusantara di Kampoeng Tempo Doeloe La Piazza

Minggu, 9 Juli 2023 - 08:27 WIB

Yuk, Wisata Ke Gunung Manglayang! Inilah 4 Jalur Menuju Puncaknya

Sabtu, 18 Maret 2023 - 21:47 WIB

Pentingnya Paralegal dalam Memberikan Bantuan Hukum

Minggu, 12 Februari 2023 - 14:35 WIB

Begini Cara Membangun Branding Lembaga Ala Bakmi Jowo Mbah Gito

Sabtu, 4 Februari 2023 - 12:32 WIB

Top! Petaling Jaya Malaysia Sanjung Industri Kreatif Kota Bandung

Senin, 9 Januari 2023 - 10:39 WIB

Dorong Jiwa Wirausaha, UIN Bandung Adakan Seminar dan Workshop Tanaman Hias Bonsai

Pos Terbaru

Nulis

Sunan Gunung Jati, Pandita Ratu

Rabu, 6 Des 2023 - 11:40 WIB

Umum

Populer di Pantura, Yuk Kenali Musik Tarling

Selasa, 5 Des 2023 - 11:29 WIB

News

Profil dan Sejarah Cirebon

Senin, 4 Des 2023 - 11:27 WIB