SUNANGUNUNGDJATI.COM — Dalam beberapa dekade terakhir, ada perubahan yang cukup signifikan dalam pola kehidupan sosial masyarakat perdesaan, khususnya di Pulau Jawa. Banyak dari kalangan muda yang memutuskan pergi ke kota dan bekerja di bidang jasa.
Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyebut bahwa fenomena yang demikian itu merupakan citra kaum milenial yang malas dalam berproses dan ingin serba instan.
Generasi milenial terbiasa dengan kondisi yang serba cepat. Dampaknya, mereka mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan segala macam hal yang diinginkan secara langsung.
Tidak mau repot dan ingin semuanya serba cepat tanpa peduli bahwa segala sesuatu itu perlu proses serta butuh waktu. Inilah yang menjadi alasan mengapa mereka enggan bergelut dalam usaha pertanian.
“Hampir sebagian besar karakter generasi milenial ingin semuanya serba instan. Ingin cepat kaya, ingin cepat punya prestasi, tetapi mereka tidak mau terlibat dalam proses. Itulah kenapa mereka sekarang tidak mau terlibat dalam perniagaan dan pertanian,” ujar pakar sosiologi agama ini dalam acara yang disiarkan TvMu Bandung pada Senin (24/01/2022).
Dadang mengajak anak muda agar mau mengembangkan pertanian ataupun usaha perdagangan. Daripada sibuk memantaskan diri menjadi konten kreator atau gaming streamer, lebih baik dimulai membuka usaha kecil-kecilan.
Menurut Dadang, berawal dari kecil, tetapi jika terus ditekunkan dapat berkembang menjadi sangat besar sehingga menghasilkan banyak keuntungan dan lapangan kerja bagi orang lain.
“Kebanyakan anak muda inginnya jadi konten kreator, termasuk permainan-permainan game dan lain sebagainya. Inilah tantangan Muhammadiyah ke depan bagaimana sebenarnya agar generasi ini tertarik dalam dunia usaha pertanian,” ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ini.
Dadang menginginkan Muhammadiyah dapat membimbing generasi milenial agar mau terlibat dalam proses. Membuka usaha atau terjun dalam dunia pertanian, dapat menjadi pilihan tepat yang dapat diambil kalangan milenial. “Oleh karena itu saya kira Muhammadiyah harus sudah mulai memikirkan hal itu,” tandasnya.