SUNANGUNUNGDJATI.COM — Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng Observatorium Bosscha untuk memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) Hisab Rukyat. Acara yang mengusung tema Creating Rukyat Experts ini berlangsung di Bandung, Jawa Barat, 26 – 30 Agustus 2024.
Kegiatan ini diikuti 30 peserta dari Pusat Observasi Bulan (POB) Sukabumi, POB Aceh, POB Yogyakarta, praktisi Universitas dan Pondok Pesantren, serta berbagai daerah yang memiliki latar belakang keilmuan falak dan astronomi.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag, Adib mengatakan, kerja sama dengan Observatorium Bosscha ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang falak.
“Observatorium Bosscha adalah pusat ilmu astronomi terbesar di Asia Tenggara, dan kerja sama ini menunjukkan komitmen Kemenag untuk melahirkan pakar-pakar falak yang mumpuni. Kami berharap, para peserta Bimtek ini kelak menjadi ujung tombak dan mentor di daerahnya masing-masing dalam proses penentuan awal bulan Hijriah yang akurat dan ilmiah,” ujar Adib di Bandung, Senin (26/8/2024).
Adib menyebut, Observatorium Bosscha sebagai institusi pendidikan telah banyak memberi kontribusi pengetahuan keastronomian, tidak hanya di Indonesia dan Asia, tapi juga di dunia. “Banyak pakar-pakar falak lahir dari sini, sehingga kami berharap semua peserta setelah mengikuti kegiatan ini semakin ekspert dalam hal rukyatulhilal,” imbuhnya.
Adib menambahkan, setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah bagi Kemenag dan masyarakat umum. “Bosscha menjadi mitra penting di setiap momen sidang isbat Kemenag sebagai sumber informasi terkait keberadaan hilal,” papar Adib.
Menurut Adib, Observatorium Bosscha dengan fasilitas dan keahlian yang dimilikinya, menjadi tempat yang ideal untuk pelatihan ini. “Peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan simulasi pengamatan hilal secara langsung, serta bisa eksplor guna memperkuat pemahaman praktis mereka,” imbuhnya.
Adib berharap, kegiatan yang akan digelar selama lima hari itu bisa dimanfaatkan dengan baik, karena pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan merupakan para pakar, baik dari Observatorium Bosscha, maupun Tim Hisab Rukyat Kemenag.
Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah, Kemenag, Ismail Fahmi mengatakan, para peserta menerima berbagai materi, termasuk teori hisab rukyat, teknik observasi hilal, penggunaan instrumen astronomi modern, hingga kajian falak. “Kegiatan ini merupakan upaya dan komitmen Kemenag untuk terus memperluas dan mengembangkan kajian ilmu falak di seluruh Indonesia,” ungkap Ismail.
Melalui kerja sama ini, Ismail berharap dapat terus melahirkan generasi baru pakar falak yang dapat diandalkan dalam penentuan waktu-waktu ibadah penting bagi umat Muslim di Indonesia. “Dengan peningkatan kapasitas ini, diharapkan bisa melahirkan pakar-pakar falak yang ekspert dalam rukyatulhilal sebagai sumber rujukan masyarakat,” pungkasnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Perwakilan Kementerian Agama Jawa Barat, Wakil Kepala Observatorium Bosscha Bidang Kegiatan Internal Budi Dermawan, Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Dedi Slamet Riyadi, dan pejabat di lingkungan Kementerian Agama