Belajar Ilmu Perlu Sanad

- Editorial Team

Senin, 31 Januari 2022 - 23:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM-Saya sering menemukan orang baru belajar Agama kepada satu ustadz dan menerima mentah-mentah tanpa ilmunya langsung memvonis ulama- ulama yang produktif menulis kitab disalahkan, termasuk ada ustadz yang tidak mempercayai sejarah para wali yang terdahulu dalam menyebarkan Islam di Indonesia.

Belajar agama itu perlu sanad yang kuat supaya kita memahami ilmunya. Ilmu tafsir, hadist itu luas tak terhingga. Biasanya yang belum belajar hanya gara-gara ikut-ikutan langsung memvonis bid’ah, khurafat, syirik kepada orang yang memiliki pandangan yang berbeda.

Belajar Al-Qur’an tanpa memahami kaidah tafsir akan salah dalam memahami Al-Quran, belajar Hadist tanpa memahami musthalah hadist, metode tahrij, kritik matan dan sanad hadist dan sebab turunnya hadist akan keliru dalam membaca pesan nabi dan menilai keshahihan sebuah hadist, belajar fiqih tanpa memahami ushul fiqih akan tidak mengetahui kemana arahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Celakanya sekaliber imam syafie yang kecerdasannya luar biasa, imam malik yang menulis kitab muatho selama 40 tahun dan sangat ketat, seleksi dalam meriwayatkan hadist disalahkan oleh orang yang baru belajar dari satu ustadz, termasuk imam ghazali yang menulis kitab ihya ulumuddin pun diserang dan dicaci maki oleh sekelompok orang yang menganggap dirinya paling sunnah dan yang lain salah.

Berbahaya sekali memvonis ulama sesat yang telah melahirkan ratusan kitab yang sekarang dijadikan rujukan oleh umat islam hanya karena berbeda pandangan dengan ustadz yang menjadi idolanya.

Saya teringat seorang ulama mengatakan kepada saya “belajar agama tanpa sanad boleh saja, tetapi tidak akan ada keberkahan. Keberkahan dalam mencari ilmu itu jelas harus mengunakan jalur sanad yang mutawatir sehingga tidak gampang menyalahkan pandangan orang lain yang berbeda.

Para ulama terdahulu termasuk dalam 4 Imam madzhab tidak pernah saling mencaci maki diantara mereka walaupun perbedaannya kadang sangat tajam. Kenapa kita yang baru belajar langsung dengan beraninya mencaci maki para ulama terdahulu?

Imam syafie dalam manaqibnya pernah memberi 40 pertanyaan kepada Imam Malik, tetapi beliau hanya menjawab 3 pertanyaan yang disodorkan oleh Imam Syafi, sisanya nanti akan saya cari dulu jawabannya padahal beliau bisa menjawab semua pertanyaannya imam syafie, dua pendiri madzhab ini mengeluarkan opininya masing masing dengan tetap menjaga adab, bahkan perbedaan antara murid dan gurunya disikapi dengan senyuman, tetapi inilah ketawadhuan antara guru dan murid.

Ulama ulama terdahulu yang menghasilkan ratusan kitab sangat tawadhu, sopan dalam menjawab, tidak pernah menyalahkan pandangan yang lain melainkan membimbing penuh dengan kehangatan dan penuh kasih sayang, menghormatinya, tetapi kita masih sibuk membid’ahkan, mengkafirkan sesama muslim seolah kunci surga hanya kelompoknya yang memegangnya. Bagaimana mungkin surga berada diatas mayat-mayat saudaranya yang dibid’ahkan, dikafirkan, disesatkan.

Konsekuensi hukum menyesatkan sesama adalah di neraka sedangkan orang yang menyesatkannya belum mengetahui posisinya kelak akan berada dimana. Surga dan neraka masih misteri. Tugas kita adalah belajar ilmu agama kepada para ulama yang mutawattir, mempelajarinya dan mengamalkannya serta memberikan rahmat bagi seluruh manusia bukan sibuk mencaci maki ulama yang telah melahirkan karya karya yang luar biasa. Semoga bermanfaat.

Mamat Muhammad Bajri, M.Ag | Ketua Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin Purwakarta.

Pos Terkait

Sebarkan Islam Santun, Ini 3 Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati
Hypnoparenting : Yuk Siapkan Anak Jadi Santri yang Hebat
Ketum PBNU : Sarung Bukti Kesinambungan Peradaban Hindu, Buddha dan Islam
Wasiat Sunan Gunung Jati di Tengah Politisasi Identitas
Qodarullah
Yuk Kenali Tradisi Muludan Masyarakat Cirebon
Mengejar Akhirat, Dunia Menghampiri
Begini Cara UIN Alauddin Susun Pedoman Integrasi Keilmuan Berbasis Moderasi Beragama

Pos Terkait

Minggu, 3 Desember 2023 - 12:45 WIB

Inilah Makam Sunan Gunung Jati dan Tradisi Panjang Jimat Saat Maulid Nabi

Minggu, 15 Oktober 2023 - 11:02 WIB

Yuk Jajal Kuliner Gunung Jati Cirebon, Sambil Ziarah Makam Wali

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 13:41 WIB

Agama dan Kejahilan

Kamis, 12 Oktober 2023 - 10:01 WIB

Meneladani Kepemimpinan Rasulullah

Selasa, 10 Oktober 2023 - 09:55 WIB

Qodarullah

Jumat, 15 September 2023 - 10:01 WIB

Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik

Senin, 11 September 2023 - 23:57 WIB

Gus Yaqut : Indonesia Jadi Kompas Toleransi di Dunia

Sabtu, 9 September 2023 - 15:46 WIB

Yuk Liburan di Cirebon, 5 Tempat Instagramable yang Bisa Dikunjungi

Pos Terbaru

Nulis

Sarung dan Simbol Fleksibiltas Santri

Rabu, 25 Okt 2023 - 12:05 WIB