3 Keutamaan Orang tua Merawat dan Memuliakan Anak-anaknya

- Editorial Team

Jumat, 22 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUNANGUNUNGDJATI.COM — Pertama dan yang utama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam habibana wa nabiyyana Muhammad saw., juga kepada keluarga dan para sahabatnya, tabi’in-tabia’atnya, hingga kepada kita selaku umatnya.   Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib berpesan kepada diri khatib sendiri dan kepada sidang Jumat sekalian pada umumnya, untuk bersama-sama mempertahankan keimanan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya ketakwaan dan keimanan yang menjadi ukuran ketakwaan seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Hadirin Alhi Jum’ah Yang di Rahmat Allah SWT

Hari Anak Sedunia atau World Children’s Day diperingati setiap tahun pada 20 November. Di Indonesia diperingati Hari Rabu, 20 Nopember 2024 M, bertepatan dengan tanggal 19 Jumadi U’la 1446 H.  Tanggal 20, ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1954 untuk mempromosikan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia dan meningkatkan kesadaran tentang hak-hak anak.  Tanggal ini juga menandai peringatan Deklarasi Hak-Hak Anak (1959) dan Konvensi Hak-Hak Anak (1989), dua dokumen penting yang menjadi dasar perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak secara global. Hari Anak Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan hak, kesejahteraan, dan masa depan anak-anak di seluruh dunia.

Peringatan Hari Anak Sedunia, mengingatkan kita semua akan pentingnya memberikan anak-anak lingkungan yang aman, akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari diskriminasi maupun kekerasan.

Sebagai acuannya, tentu kita bisa merujuk informasi Al-Quran, hadits, dan penjelasan para ulama. Kaitan dengan posisi anak, para ulama, salah satunya Ath-Thabari dalam Tafsir-nya, Jilid 23, halaman 423, menyebutkan bahwa ada sejumlah posisi anak:  Salahsatunya adalah “anak sebagai ujian dan amanah bagi orang tuanya yang harus dijaga untuk kelak dipertanggungjawabkan, dirawat dengan sebaik-baiknya, diberi asupan makanan yang baik dan halal, serta dididik secara Islami agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang taat ibadah kepada Allah, berbakti kepada orang tua, dan tangguh menghadapi masa depan”.  Allah berfirman:

  إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun [64]: 15).

Dalam haditsnya, Rasulullah saw. juga menyatakan:

 كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Artinya, “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani,” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadirin Alhi Jum’ah Yang di Rahmat Allah SWT

Karena itu, baik dan tidak baiknya seorang anak tergantung didikan orang tuanya. Tak heran, jika didikannya baik, anak kelak menjadi penyejuk hati dan jiwa, serta menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Hal ini seperti yang diharapkan dalam doa Al-Quran yang kerap kita baca.

 رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً

Artinya, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. al-Furqan [25]: 74).

Namun, capaian seperti itu tidak lahir begitu saja. Dibutuhkan perjuangan yang keras dari kita selaku orang tua untuk mengasuh, membina, serta mendidiknya, bahkan mengorbankan biaya yang tak sedikit. Juga yang tak kalah pentingnya adalah doa, baik dari kita selaku orang tua maupun dari orang-orang saleh.

Hadirin Alhi Jum’ah Yang di Rahmat Allah SWT

Menjadi suatu keniscayaan bahwa, salah satu bentuk kasih sayang orang tua kepada anaknya adalah memberikannya pendidikan yang baik dan benar. Karena pendidikan bagi anak adalah bagian dari membangun peradaban. Dalam Islam anak berpendidikan akan memiliki kepribadian yang baik dan memajukan agama. Seperti dilansir dari NU Online, Imam Zakiyudin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsits Syarif, menyebutkan keutamaan orang tua dalam mendidik anak dan menanamkan norma-norma. Untuk hal itu, Al-Mundziri mengutip sejumlah hadits Rasulullah saw perihal keutamaan pendidikan orang tua terhadap anaknya.

Pertama: Al-Mundziri mengutip tiga hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah; perihal pendidikan anak (Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 41). Pada riwayat At-Tirmidzi ini, Rasulullah saw menyebutkan keutamaan pahala pengajaran orang tua terhadap anaknya perihal norma-norma yang mesti diinternalisasi oleh anaknya.  Rasulullah menyebutkan satu pelajaran adab yang diberikan kepada anaknya lebih baik daripada ibadah sedekah makanan pokok seberat 1 sha atau setara 2,7 kilogram gandum.

عن جابر بن سمرة رضي الله عنه قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم  لأنْ يُؤَدِّبَ الرجلُ وَلَدَه خيرٌ من أن يتصدق بصاع أخرجه الترمذي

Artinya: Dari sahabat Jabir bin Samurah ra, Rasulullah saw bersabda: Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah/pahala) sedekah satu sha (HR At-Tirmidzi).

Kedua: Al-Mundziri, menegaskan bahwa Orang tua lazimnya memberikan banyak hal terhadap anaknya, makanan, pakaian, atau mainan. Tetapi pemberian terbaik orang tua kepada anaknya tidak lain adalah penanaman norma-norma etika dan moral sebagaimana hadits riwayat At-Tirmidzi berikut ini.

عن أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ

Artinya: Dari Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya, Rasulullah saw bersabda: Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik (HR At-Tirmidzi).

Ketiga: Pada riwayat Ibnu Majah, Rasulullah saw memerintahkan para orang tua untuk memuliakan anak-anaknya karena anak-anak adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah. Rasulullah juga memerintahkan kepada para orang tua untuk menanamkan etika dan norma-norma moral kepada anak-anaknya.

عن ابن عباس عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال أَكْرِمُوْا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ رواه ابن ماجه

Artinya: Dari sahabat Abdullah bin Abbas ra, dari Rasulullah saw bersabda: Muliakanlah anak-anakmu, perbaikilah adab mereka (HR Ibnu Majah).

Demikianlah beberapa dalil bagaimana orang tua harus memuliakan anak-anaknya, salah satunya dengan memberikannya pendidikan yang baik. Karena pendidikan yang baik akan menyelamatkannya di dunia dan di akhirat.

A. Rusdiana, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Pos Terkait

3 Cara Menyambut Pemimpin Baru
Dukung Hak Palestina, World Zakat and Waqf Forum 2024 Hasilkan 15 Resolusi
Data, EMIS 4.0, dan Sistem Keamanan Informasi
Spirit, Pemuda, dan Persatuan
3 Cara Menimbang Kualitas dan Kuantitas Rezeki
Ini Makna Logo, Tema, dan Theme Song Hari Santri 2024
Begini Konsep Masjid Ramah Ala Kemenag
3 Rahasiah Sukses Ala Nabi Muhammad dalam Berdagang

Pos Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 14:19 WIB

3 Cara Menyambut Pemimpin Baru

Jumat, 22 November 2024 - 09:44 WIB

3 Keutamaan Orang tua Merawat dan Memuliakan Anak-anaknya

Selasa, 5 November 2024 - 08:17 WIB

Dukung Hak Palestina, World Zakat and Waqf Forum 2024 Hasilkan 15 Resolusi

Rabu, 30 Oktober 2024 - 12:05 WIB

Data, EMIS 4.0, dan Sistem Keamanan Informasi

Senin, 28 Oktober 2024 - 11:54 WIB

Spirit, Pemuda, dan Persatuan

Pos Terbaru